Saat ini kamera dapat menghasilkan sebuah gambar yang dapat langsung kita lihat hasilnya, tidak seperti pada saat awal ditemukaannya kamera konvensional yang merupakan cikal bakal kamera modern saat ini. Secara mendasar prinsip kerja kamera adalah menyimpan gambar dalam sebuah kotak tertutup yang disalahsatu sisinya terdapat lubang kecil yang terkena sinar dari sebuah benda yang ada di depan lubang tersebut sehingga di dalam kotak tersebut terjadi refleksi cahaya yang menghasilkan sebuah gambar.
Sesuai dengan prinsip kerja tersebut pada abad ke-11 ditemukan kamera yang diberi nama Camera Obscura yang artinya Camera = Kamar; Obscura = Gelap. Sejak saat itu para ilmuwan arab telah disibukkan dengan penggunaan-penggunaan kamera tersebut. Sampai pada akhir abad ke 15 Leonardo da Vinci mencoba untuk menguraikan kerja kamar gelap secara terperinci.
Walaupun pada tahun-tahun tersebut belum diketemukan film atau plat yang peka terhadap cahaya (yang dapat merekam gambar), para ilmuwan dan orang-orang harus puas dengan alat itu. Tidak ada yang bisa memastikan siapa yang mula-mula membuat Camera Obscura, banyak ilmuwan di zamannya yang menulis tentang alat itu seperti Ibnu al Haitam, Roger Bacon, Copernicus, Kepler, Leonardo da Vinci, Newton dll.
Barulah pada akhir abad ke 16, seorang ilmuwan dan penulis bernama Giovanni Battista della Porta mencoba mengadakan eksperimen dengan menggunakan sebuah lensa sederhana untuk mempertajam proyeksi bayangan yang masuk melalui lubang. Walaupun hasilnya masih jauh dari sempurna, namun langkah ini telah menandai mulai digunakannya sebuah lensa dalam pengembangan camera obscura.Ruangan atau kotak yang gelap itu disebut dengan Camera Obscura, dimana camera berarti sebuah kamar atau ruangan dan obscura berarti gelap dan kata kamera tersebut dipakai sebagai alat untuk memotret.
Awal kelahiran fotografi dimulai kurang lebih abad ke-17 dan prosesnya tidak jauh berbeda dengan fotografi sekarang ini, namun sejak kapan kamera tersebut ditemukan atau dibuat tidak ada yang dapat memastikan. Aristoteles mengatakan bahwa cahaya yang melewati lubang kecil akan membentuk kesan atau gambar atau image. Pada abad ke-10 ilmuwan Arab Al Hansen, memperkuat prinsip dasar tersebut. Gambar pertama tentang kamera tersebut baru dibuat oleh Reinerus Gemma Prisius, dan kamera pada jaman tersebut merupakan dark room ( ruangan yang gelap ).
Giovanni Battista Della Porta ilmiawan dari Itali membuat camera obscura, dan kata kamera tersebut dipakai sebagai alat untuk memotret. Kamera ini kemudian diberi lensa dan pada zaman Renaissance kamera ini dipergunakan sebagi alat bantu dalam dunia seni lukis.
Pada abad ke-17, kamera obscura tidak merupakan suatu ruangan yang besar, namun sudah menjadi sebuah kotak yang mudah untuk dibawa dan dipindahkan. Dan pada zaman tersebut kotak tersebut dilengkapi oleh ground glass, sehingga dengan alat tersebut dapat untuk menggambar atau melukis di atas lembaran kertas yang tembus cahaya.
Walaupun pada tahun-tahun tersebut belum diketemukan film atau plat yang peka terhadap cahaya (yang dapat merekam gambar), para ilmuwan dan orang-orang harus puas dengan alat itu. Tidak ada yang bisa memastikan siapa yang mula-mula membuat Camera Obscura, banyak ilmuwan di zamannya yang menulis tentang alat itu seperti Ibnu al Haitam, Roger Bacon, Copernicus, Kepler, Leonardo da Vinci, Newton dll.
Barulah pada akhir abad ke 16, seorang ilmuwan dan penulis bernama Giovanni Battista della Porta mencoba mengadakan eksperimen dengan menggunakan sebuah lensa sederhana untuk mempertajam proyeksi bayangan yang masuk melalui lubang. Walaupun hasilnya masih jauh dari sempurna, namun langkah ini telah menandai mulai digunakannya sebuah lensa dalam pengembangan camera obscura.Ruangan atau kotak yang gelap itu disebut dengan Camera Obscura, dimana camera berarti sebuah kamar atau ruangan dan obscura berarti gelap dan kata kamera tersebut dipakai sebagai alat untuk memotret.
Awal kelahiran fotografi dimulai kurang lebih abad ke-17 dan prosesnya tidak jauh berbeda dengan fotografi sekarang ini, namun sejak kapan kamera tersebut ditemukan atau dibuat tidak ada yang dapat memastikan. Aristoteles mengatakan bahwa cahaya yang melewati lubang kecil akan membentuk kesan atau gambar atau image. Pada abad ke-10 ilmuwan Arab Al Hansen, memperkuat prinsip dasar tersebut. Gambar pertama tentang kamera tersebut baru dibuat oleh Reinerus Gemma Prisius, dan kamera pada jaman tersebut merupakan dark room ( ruangan yang gelap ).
Giovanni Battista Della Porta ilmiawan dari Itali membuat camera obscura, dan kata kamera tersebut dipakai sebagai alat untuk memotret. Kamera ini kemudian diberi lensa dan pada zaman Renaissance kamera ini dipergunakan sebagi alat bantu dalam dunia seni lukis.
Pada abad ke-17, kamera obscura tidak merupakan suatu ruangan yang besar, namun sudah menjadi sebuah kotak yang mudah untuk dibawa dan dipindahkan. Dan pada zaman tersebut kotak tersebut dilengkapi oleh ground glass, sehingga dengan alat tersebut dapat untuk menggambar atau melukis di atas lembaran kertas yang tembus cahaya.
Johann Zahn kemudian membuat sebuah kamera dengan tinggi 9 inchi dan panjang 2 feet dengan menggunakan lensa, ground glass dan dilengkapi dengan focus ( pengatur jarak ), diafragma, dan ( mirror )cermin. Dengan penemuan baru tersebut mulailah kamera tersebut dikenal oleh kita. Setelah penemuan tentang kamera, kemudian pada tahun 1604 oleh Anglo Sala pria berkebangsaan Itali, benih pembuatan film baru dimulai. Dia melakukan percobaan dengan campuran perak yang dicahayai oleh sinar matahari sehingga terjadi perubahan warna seiring dengan bereaksinya campuran perak tersebut.
Pada abad ke-18, seorang profesor kedokteran University of Aldorf di Jerman berhasil membuat gambar negatif. Walaupun gambar tersebut tidak dapat bertahan lama, karena pada waktu itu tidak ada cara atau metode yang dapat mempertahankan perubahan warna yang dikarenakan adanya pengaruh cahaya.
Tahun 1725, Johan Hendrich Schulze melakukan percobaan lagi dengan larutan perak nitrat. Larutan perak nitrat ini didiamkan beberapa menit dalam lempengan yang kemudian larutan tersebut berubah warna menjadi ungu tua yang terkena oleh matahari sedangkan yang tidak terkena matahari tetap berwarna keputih-putihan. Percobaan yang selanjutnya dengan botol yang dibalut dan berisi larutan perak nitrat dan kertas stensil yang dijemur di panas matahari beberapa menit. Ketika kertas stensil dibuka tampak gambar negatif, inilah awal dari film negatif dan inipun tidak berhasil karena tidak dapat menghentikan proses antara larutan perak dengan sinar matahari. Dan kemudian dia menyimpulkan bahwa larutan perak nitrat merupakan senyawa yang peka cahaya.
Pada abad ke-18, seorang profesor kedokteran University of Aldorf di Jerman berhasil membuat gambar negatif. Walaupun gambar tersebut tidak dapat bertahan lama, karena pada waktu itu tidak ada cara atau metode yang dapat mempertahankan perubahan warna yang dikarenakan adanya pengaruh cahaya.
Tahun 1725, Johan Hendrich Schulze melakukan percobaan lagi dengan larutan perak nitrat. Larutan perak nitrat ini didiamkan beberapa menit dalam lempengan yang kemudian larutan tersebut berubah warna menjadi ungu tua yang terkena oleh matahari sedangkan yang tidak terkena matahari tetap berwarna keputih-putihan. Percobaan yang selanjutnya dengan botol yang dibalut dan berisi larutan perak nitrat dan kertas stensil yang dijemur di panas matahari beberapa menit. Ketika kertas stensil dibuka tampak gambar negatif, inilah awal dari film negatif dan inipun tidak berhasil karena tidak dapat menghentikan proses antara larutan perak dengan sinar matahari. Dan kemudian dia menyimpulkan bahwa larutan perak nitrat merupakan senyawa yang peka cahaya.
sumber : http://asikufoto.wordpress.com/2008/09/18/fotografi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar